Oleh : Eka Sulistyawati
(13709251025)
A.
Tuntutan dan Permasalahan yang Terjadi dalam Kurikulum 2013
Baru-baru
ini dengan diterapkannya Kurikulum 2013 timbul beberapa pro dan kontra. Hal ini
diakibatkan kebijakan yang pemerintah buat tidak sesuai dengan harapan dan
kondisi nyata yang ada di lapangan. Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana
kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini. Kebanyakan
dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum KTSP dalam
pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum 2013 yang
sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam persiapan
pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah
disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih
menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini dilaksanakan
dengan melibatkan tiga model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning, project based learning,
dan discovery learning. Ketiga model ini akan menunjang how to do yang dielu-elukan dalam kurikulum 2013. Dalam
pelaksanaannya pendekatan scientific
ini menekankan lima aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan komunikasi.
1. Mengamati
Pada
kurikulum 2013 metode ceramah tidak dilupakan, hanya dikurangi takarannya.
Siswa dituntut aktif dalam segala masalah. Proses mengamati dalam pelajaran
Fisika, Biologi, Kimia merupakan suatu proses belajar yang sering digunakan.
Namun bagi mata pelajaran lain, guru dituntut harus paham materi sebelum
menghadirkan siswa ke dunia nyata dengan mengamati sendiri semua fenomena yang
terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya.
2. Menanya
Agar siswa
merasa bertanya-tanya (rasa ingin tahu), seorang guru harus menyediakan
pembelajaran yang menimbulkan masalah. Artinya guru harus mampu menyediakan
kegiatan pembelajaran yang menarik yang dapat menimbulkan rasa ngin tahu siswa.
3. Mencoba
Dalam
pelaksanaan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk mencoba sendiri, dan terlibat
langsung dalam masalah yang dihadirkan guru. Dalam pembelajaran matematika
misalnya, siswa diminta mencoba sendiri mencari data untuk disajikan dalam
bentuk diagram, ataupun grafik. Data itu dapat diperoleh melalui pengukuran
langsung, melalui wawancara, dan melalui pengamatan.
4. Menalar
Siswa
dituntut untuk dapat memahami dengan benar pokok materi yang diajarkan guru. Siswa
akan mudah menalar suatu materi ajar apabila pelajaran yang diajarkan tidak memberatkan
mereka.
5. Komunikasi
Dalam proses
mengkomunikasian semua permasalahan, siswa diminta mempresentasikan hasil kerja
mereka. Kelima aspek dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sangat berkaitan satu
sama lain. Pada dasarnya, kelima aspek ini sudah pernah dilakukan oleh sebagian
guru. namun pendalamannya dilakukan kembali di kurikulum 2013 untuk menyegarkan
semangat pendidikan Indonesia.
Peran guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik
dengan ketersediaan kegiatan pada buku siswa dan buku guru. oleh karena itu
guru perlu mencermati buku guru maupun buku siswa yang disediakan pemerintah
ini. Hal ini diperlukan mengingat buku yang disediakan pemerintah ditujukan
untuk keperluan skala nasional. Padahal masing-masing sekolah memiliki
karakteristik siswa masing-masing. Dengan demikian, guru diharapkan mampu
mencermati dan menganalisis buku guru ataupun guru siswa, agar kekeliruan dan
ketidaktepatan buku yang disesuaikan dengan karakteristik siswa masing-masing
sekolah telah diketahui lebih awal.
Dalam pelaksanaannya, dengan
diterapkannya kurikulum 2013 ini banyak ditemui beberapa keluhan guru. Beberapa
keluhan guru dapat diketahui melalui sumber informasi yang dihimpun dalam
penjelasan sebagai berikut :
1. Kesulitan
Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kesulitan
yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sekjen Federasi Serikat Guru
Indonesia, Retno Liyarti mengatakan, “Mereka masih bingung bagaimana cara
mengajarkannya dan penilaiannya”.
2. Guru Merasa
Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan Pembelajarannya
Para guru
Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula hanya tiga mata
pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa
Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua
mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa Indonesia, dan
Sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran
yang diampunya.
3. Belum Adanya
Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP
Selain itu,
dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam pembuatan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dasarnya adalah silabus.
4. Keluhan
Tentang Keterurutan Materi Pelajaran
Kepala Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Baskara
Aji mengakui banyak masukan kritis dari guru mengenaik isi materi buku ajar
kurikulum baru. Kata Aji keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada
perbaikan dalam susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak
yang menilai susunan urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di
buku ajar perlu diperbaiki”. Keluhan ini paling banyak muncul dari para guru
SMA dan SMK. Hal ini akan diatasi oleh Disdikpora DIY dengan mengumpulkan semua
perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi
tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan
ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru
dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan
terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di
masing-masing sekolah.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/28/079500368/Guru-Minta-Buku-Ajar-Kurikulum-2013-Diperbaiki
B.
Solusi Penyelesaian Masalah yang Timbul dengan Diterapkannya
Kurikulum 2013.
Pada
kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum
semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi
pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah
mengadakan kegiatan :
1. lesson study ataupun workshop yang
membahasa cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam
kurikulum 2013.
Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh
sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa
belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh
pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya
umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga
kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan contoh
kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
2. Pertemuan
antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk
melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola
pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian
sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain
kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar
pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.
Daftar Pustaka
Sudrajat, Akhmad. 2008. Tentang
Lesson Study. Diakses melalui http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran/