Filsafat
itu ilmu, secara filsafat ilmu itu diperoleh dari pertanyaan kemudian baru
dipelajari, kalau tidak ada pertanyaan tidak ada sesuatu yang ingin dipelajari
atau diketahui. Artinya jika tidak ada pertanyaan maka tidak ada ilmu.
Pada perkuliahan kelima ini, bapak Dr
Marsigit mengemukakan macam-macam aliran filsafat beserta tokoh-tokohnya. Salah
satu diantaranya adalah, aliran filsafat Foundationalisme, Formalisme,
Intuisionisme, dan Dualisme. Sedangkan penjelasannya akan dituliskan sebagai
berikut :
a. Fondasionalisme
Jika
kita membaca buku, bagaimana kita bisa mempercayai yang tertulis di buku itu.
Kita membutuhkan penjelasan bahwa penulisnya kompeten dan mereka sangat ahli.
Bagaimana kita bisa tahu mereka sangat ahli? Kita dapat mengatakan bahwa kita
mengenal salah satu dari penulis buku itu dan dapat dipercaya. Mengapa dapat
dipercaya? Kita bisa menjawab dari perilaku kesehariannya. Jika tidak diSTOP
pertanyaan mengenai hal ini tidak akan ada habisnya.Fondasionalisme adalah
teori pembenaran yang menyatakan bahwa suatu klaim kebenaran pengetahuan untuk
dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu didasarkan atas suatu fondasi
atau basis yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya, tak dapat diragukan lagi
kebenarannya, dan tak memerlukan koreksi lebih lanjut. Para penganut teori ini
membedakan antara dua kepercayaan dalam pembenaran. Yaitu kepercayaan dasar dan
kepercayaan simpulan.
·
Kepercayaan Dasar
Kepercayaan dasar
adalah kepercayaan yang sudah jelas dengan sendirinya, sehingga dapat digunakan
sebagai fondasi bagi kepercayaan-kepercayaan lain yang bersifat simpulan.
·
Kepercayaan Simpulan
Kepercayaan simpulan
adalah kepercayaan yang disimpulkan dari satu atau lebih kepercayaan dasar.
b. Intuisionisme
Kapan
kita bisa membedakan besar dan kecil, jika kita tidak bisa mengatakan kapan,
kita termasuk golongan intuisinisme, tidak memakai permulaan. Begitu pula
dengan kapan kita bisa membedakan laki-laki dan perempuan. Maka banyak sekali
hal-hal yang kita tidak tahu kapan dimulainya, itulah yang disebut dengan
intuisionisme. Apakah kita mengerti angka 2 setelah mengerti angka 1? Apakah
setelah belajar di perguruan tinggi? Apakah mengerti setelah didefinisikan?
Jawabannya TIDAK. Pemahaman kita tentang 2 itulah yang disebut intuisi, karena
sejak kecil kita telah dibiasakan dengan “mata saya dua, kaki saya dua, telinga
saya dua, dll”.
c. Dualisme
Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua
substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme
mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Contoh dari dualisme
adalah pandangan tentang baik dan buruk, manusia
duuiuiciptakan hanya laki-laki dan perempuan, tidak ada 80 % laki-laki, 20%
perempuan, hal ini sesuai dengan kitabnya/ayatnya. Banci itu sebenarnya hanya
pengaruh pikiran kita saja, cerita Amerika(transgender) yang memutuskan dirinya
ingin menjadi laki-laki. Jika kita berusaha memeluk Agama Islam secara Kaffah,
maka kita harus yakin bahwa tidak ada transgender, yang ada hanya laki-laki
maupun perempuan. Contoh lain dualisme adalah habluminannas, habluminallah,
sebagai makluk sosial maupun makhluk Tuhan. Hanya Tuhan ( Kaum Fatal), hanya
manusia saja (Kaum Fital). Hidup itu hanya jarak antara Fatal dan Fital.
Berdoalah seakan-akan kamu akan mati nanti, berusahalah kamu masih akan hidup
1000 tahun lagi.
Kita
tidak hanya penganut formalisme, intuisionisme, ataupun dualisme saja. Tetapi
kita itu menganut berbagai macam aliran, yaitu menganut formalisme sekaligus
intuisionisme sekaligus dualisme sekaligus fondasionalisme, dll.
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Dualisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar