Rabu, 16 Januari 2013

ALIRAN FILSAFAT DAN PENERAPANNYA Oleh : Eka Sulistyawati (09301244002)


Filsafat itu ilmu, secara filsafat ilmu itu diperoleh dari pertanyaan kemudian baru dipelajari, kalau tidak ada pertanyaan tidak ada sesuatu yang ingin dipelajari atau diketahui. Artinya jika tidak ada pertanyaan maka tidak ada ilmu.
      Pada perkuliahan kelima ini, bapak Dr Marsigit mengemukakan macam-macam aliran filsafat beserta tokoh-tokohnya. Salah satu diantaranya adalah, aliran filsafat Foundationalisme, Formalisme, Intuisionisme, dan Dualisme. Sedangkan penjelasannya akan dituliskan sebagai berikut :
a.       Fondasionalisme
Jika kita membaca buku, bagaimana kita bisa mempercayai yang tertulis di buku itu. Kita membutuhkan penjelasan bahwa penulisnya kompeten dan mereka sangat ahli. Bagaimana kita bisa tahu mereka sangat ahli? Kita dapat mengatakan bahwa kita mengenal salah satu dari penulis buku itu dan dapat dipercaya. Mengapa dapat dipercaya? Kita bisa menjawab dari perilaku kesehariannya. Jika tidak diSTOP pertanyaan mengenai hal ini tidak akan ada habisnya.Fondasionalisme adalah teori pembenaran yang menyatakan bahwa suatu klaim kebenaran pengetahuan untuk dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu didasarkan atas suatu fondasi atau basis yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya, tak dapat diragukan lagi kebenarannya, dan tak memerlukan koreksi lebih lanjut. Para penganut teori ini membedakan antara dua kepercayaan dalam pembenaran. Yaitu kepercayaan dasar dan kepercayaan simpulan.
·         Kepercayaan Dasar
Kepercayaan dasar adalah kepercayaan yang sudah jelas dengan sendirinya, sehingga dapat digunakan sebagai fondasi bagi kepercayaan-kepercayaan lain yang bersifat simpulan.
·         Kepercayaan Simpulan
Kepercayaan simpulan adalah kepercayaan yang disimpulkan dari satu atau lebih kepercayaan dasar.
b.      Intuisionisme
Kapan kita bisa membedakan besar dan kecil, jika kita tidak bisa mengatakan kapan, kita termasuk golongan intuisinisme, tidak memakai permulaan. Begitu pula dengan kapan kita bisa membedakan laki-laki dan perempuan. Maka banyak sekali hal-hal yang kita tidak tahu kapan dimulainya, itulah yang disebut dengan intuisionisme. Apakah kita mengerti angka 2 setelah mengerti angka 1? Apakah setelah belajar di perguruan tinggi? Apakah mengerti setelah didefinisikan? Jawabannya TIDAK. Pemahaman kita tentang 2 itulah yang disebut intuisi, karena sejak kecil kita telah dibiasakan dengan “mata saya dua, kaki saya dua, telinga saya dua, dll”.
c.       Dualisme
Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Contoh dari dualisme adalah pandangan tentang baik dan buruk, manusia duuiuiciptakan hanya laki-laki dan perempuan, tidak ada 80 % laki-laki, 20% perempuan, hal ini sesuai dengan kitabnya/ayatnya. Banci itu sebenarnya hanya pengaruh pikiran kita saja, cerita Amerika(transgender) yang memutuskan dirinya ingin menjadi laki-laki. Jika kita berusaha memeluk Agama Islam secara Kaffah, maka kita harus yakin bahwa tidak ada transgender, yang ada hanya laki-laki maupun perempuan. Contoh lain dualisme adalah habluminannas, habluminallah, sebagai makluk sosial maupun makhluk Tuhan. Hanya Tuhan ( Kaum Fatal), hanya manusia saja (Kaum Fital). Hidup itu hanya jarak antara Fatal dan Fital. Berdoalah seakan-akan kamu akan mati nanti, berusahalah kamu masih akan hidup 1000 tahun lagi.
Kita tidak hanya penganut formalisme, intuisionisme, ataupun dualisme saja. Tetapi kita itu menganut berbagai macam aliran, yaitu menganut formalisme sekaligus intuisionisme sekaligus dualisme sekaligus fondasionalisme, dll.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Dualisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar