Sabtu, 24 September 2011

PROMOTING LESSON STUDY AS ONE OF THE WAYS FOR MATHEMATICS TEACHERS PROFESSIONAL DEVELOPMENT IN INDONESIA: The Reflection on Japanese Good Practice of Mathematics Teaching Through VTR, 2002-200


PROMOTING LESSON STUDY AS ONE
OF THE WAYS FOR MATHEMATICS TEACHERS PROFESSIONAL
DEVELOPMENT IN INDONESIA: The Reflection on Japanese Good Practice of
Mathematics Teaching Through VTR, 2002-2005

Oleh : Marsigit
Di review oleh : Eka Sulistyawati

A.    TINJAUAN

VTR (Video Tape Recorder) untuk pendidikan guru dan
reformasi pendidikan matematika, khusus untuk mengembangkan lesson study memiliki beberapa manfaat sebagai: a) ringkasan pendek dari pelajaran dengan penekanan pada masalah-masalah utama dalam pelajaran, b) komponen lesson study dan peristiwa utama di kelas, dan, c) kemungkinan masalah untuk diskusi dan refleksi dengan guru dalam mengamati pembelajaran (Isoda, M., 2006). Menurutnya, Lesson Study dibagi menjadi tiga bagian: a) perencanaan pengajaran, b) bagian observasi, dan, c) bagian diskusi dan refleksi.

B.     PENGEMBANGAN GURU PROFESIONAL

Sejak awal
tahun 2000, ada kolaborasi antara universitas, lembaga pelatihan guru dan Direktorat Depdiknas Pendidikan Menengah untuk meningkatkan kompetensi guru untuk mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004). Penulis telah terlibat dalam beberapa kegiatan pengembangan profesi (workshop) yang dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia seperti:

1.      Validasi dan Sosialisasi Pedoman silabus dan Sistem Evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Matematika di Manado, Sulawesi Utara. 16-17 September 2002 (40 peserta dari Kabupaten Lokal).
2.      Semiloka Nasional untuk Sosialisasi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Matematika untuk SMP di Yogyakarta, 20-25 dan 27-31 Oktober 2002 (120 peserta terdiri dari empat wakil dari masing-masing Kabupaten).
3.      Validasi dan Sosialisasi Pedoman silabus dan Sistem Evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Matematika, Yogyakarta, 22 November 2002 (60 peserta terdiri dari 2 perwakilan dari masing-masing Kabupaten)



C.     REFLEKSI TENTANG PRAKTEK MENGAJAR MATEMATIKA YANG BAIK DARI JEPANG MELALUI VTR

      Guru memberikan masalah seperti berikut : “Dapatkah kamu mencari luas daerah dalam gambar berikut?. Siswa mulai merefleksikan pengetahuan mereka sebelumnya." pengalaman, dan kesempatan untuk belajar tentang luas di kelas sebelumnya. Siswa membuat rencana bagaimana untuk menguraikan masalah dalam gambar ke dalam persegi, persegi panjang, segitiga siku-siku, segitiga, jajaran genjang, atau trapesium, untuk menemukan luas pada gambar.
       Murid menyadari bahwa mereka harus mulai dengan belajar bagaimana menemukan daerah segitiga. Siswa mendiskusikan bagaimana mengkomposisikan gambar. Kemudian, mereka memisahkan masalah dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1.      Gambar di dalam masalah dapat dipecah menjadi segitiga siku-siku dan persegi panjang.
2.      Gambar di dalam masalah dapat didekomposisi menjadi beberapa segitiga
3.      Gambar di dalam masalah dapat didekomposisi menjadi segitiga dan jajaran genjang, atau trapesium.
     Siswa merumuskan metode untuk menemukan luas daerah segitiga dengan sisi tak sama panjang. Murid mencoba untuk menemukan daerah persegi menggunakan rumus luas segitiga. Kemudian siswa menggunakan jajar genjang untuk mencari kekongruenan 2 segitiga dari sebuah persegi, dan menggunakan garis diagonal, siswa akan dapat menyelesaikan permasalahan. Siswa mencoba untuk mencari luas daerah jajar genjang. Guru mendorong murid untuk mempertimbangkan bagaimana menemukan luas daerah dari suatu belah ketupat dalam trapesium.

D.    KESIMPULAN  
      Secara umum, kegiatan yang merefleksikan konteks mengajar matematika yang dilakukan di Jepang melalui VTR di program pelatihan dianggap sebagai sesuatu yang baik dan berguna oleh guru. Para guru merasakan bahwa kegiatan tersebut perlu disosialisasikan ke kabupaten lain agar lebih banyak guru dapat mempelajarinya. Mereka merasa bahwa pengajaran yang tercermin dalam VTR adalah model yang baik yang juga dapat diterapkan di Indonesia. Namun, mereka menganggap bahwa tidak mudah untuk menerapkannya.

      Para guru melihat bahwa untuk menerapkan model mengajar matematika yang baik, seperti tercermin dalam VTR, ada beberapa kendala yang datang dari: rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, kompetensi guru, kesiapan siswa, fasilitas pendidikan dan peralatan, metodologi mengajar, alokasi waktu, jumlah siswa dan penganggaran. Guru perlu untuk meningkatkan kompetensi mengajarnya dalam mempersiapkan pengajaran dan dalam  pembuatan lembar kerja sisiwa.  
      Menurut guru, sebagian besar siswa tidak siap atau tidak mampu menyajikan ide-ide mereka, melainkan mereka membutuhkan waktu untuk membiasakannya  melakukan itu. Sebagian besar sekolah kurang fasilitas pendidikan dan guru harus mampu mengembangkan media pengajaran. Yang paling sulit untuk menerapkan model yang baik seperti praktek pengajaran adalah tentang alokasi waktu. Beberapa guru merasakan bahwa tidak mudah untuk mengambil keseimbangan antara pencapaian kompetensi siswa dan mempertimbangkan proses pembelajaran mereka. Sementara itu, guru harus tetap memfasilitasi siswa yaitu sebanyak empat puluh siswa per kelas.

      Para guru berharap bahwa sekolah-sekolah dan pemerintah mendukung pengembangan profesional mereka termasuk kesempatan untuk mendapatkan pelatihan, untuk berpartisipasi konferensi, untuk berpartisipasi dalam kelompok guru. Para guru merasa bahwa di kelompok guru mereka mampu membahas dan mengembangkan rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar